Arti Pepatah Jawa: Pager Mangkok Luwih Kuwat Tinimbang Pager Tembok
Assalamu’alaikum warohmatulohi wabarokatu
Hari ini nampaknya matahari tengah bahagia, mengapa tidak? Hari ini ia begitu cerah
Sambil menyeruput secangkir teh, ditemani dinginnya angin pagi. Aku mulai berhalusinasi dan memikirkan, tentang pepatah yang kemarin Kakek buyutku ucapkan
Beliau mengeluarkan sebuah pepatah jawa yang amat membingungkan, yaitu pager mangkok lewih kuwat tinimbang pager tembok
Sontak, aku pun bingung menerjemahkan arti tentang pepatah yang barusan Kakek buyutku katakan
Aku pun bertanya kepada Kakek buyutku, apa itu makna dan artinya kek?
Kakek tua yang amat pintar dengan budaya Jawa itupun menjawab pertanyaan ku dengan ciri khas orang Jawa ketika memberi sebuah nasehat atau biasa disebut wedjangan
Aku pun menyimak dengan seksama kata demi kata yang keluar dari mulut Kakek buyutku. Hingga akhirnya aku paham dan mengerti
Oooh begitu rupa-nya....
Jadi berawal dari ucapan kakeku itu, aku ingin sedikit membagikan pada kalian yang masih bingung tentang arti dan makna pepatah tersebut
Mengungkap makna sebenarnya dari pepatah “Pager Mangkok Luwih Kuwat Tinimbang Pager Tembok”
Pager mangkok luwih Kuwat tinimbang pager tembok, jika di alih bahasakan ke dalam bahasa Indonesia adalah “Pagar Mangkuk Lebih Kuat/ Kokoh Dari Pagar Tembok”. Kok bisa?
Bisa! Jadi begini
Arti pagar adalah alat yang dibangun untuk menjamin keamanan/melindungi rumah dari kejahatan yang bisa saja terjadi kapanpun
Sementara arti mangkuk adalah alat yang digunakan untuk menampung makanan
Namun kata Pager mangkok cuman pribahasa, jika kedua kata itu digabungkan maka akan mengandung arti perlindungan atau kebaikan tetangga kepada kita, akibat kita berbuat baik kepada tetangga tersebut. Nah, Contoh atapun perbuatan baik yang bisa kita lakukan adalah dengan membagikan mangkuk berupa makanan kepada tetangga tersebut
Jadi makna pager mangkok bukan berarti kita membuat pagar rumah dari mangkuk yah, ingat cuma pribahasa
Filosofi ini memiliki makna yang begitu mendalam. Bagaimana tidak, leluhur kita telah mengajarkan ilmu sosial yang begitu penting yaitu berbuat baik kepada tetangga
Perlu diperhatikan bahwa setinggi apapun pagar tembok yang akan dibuat masih akan kalah dengan kepedulian tetangga yang diciptakan dari kebaikan kita
Sebagai contoh!
Apakah tembok yang tinggi menjulang kelangit akan menolong kamu jika kamu sakit dan butuh orang lain membantu?, tentu saja tidak
Apakah jika kamu mati, tembok itu akan mengurus mu? Tentu bukan
Apakah jika rumah mu terbakar/kemalingan tembok itu akan berteriak meminta tolong? Tidak pastinya
Semua itu hanya bisa dilakukan oleh tetangga di sekitar rumah kita, maka dari itu marilah kita senantiasa berbuat baik kepada tenaga kita. Bukankah agama dan rosul juga mengajarkan hal yang demikan
Itulah inti yang disampaikan oleh Kakek buyutku, selanjutnya aku mau memberikan tambahan berupa keprihatinan terhadap orang zaman sekarang
Zaman sekarang, beralasan keamanan banyak sekali orang membuat pagar yang tinggi-tinggi sehingga membuat yang punya rumah seperti memiliki sifat (anti sosial) bahasa jawanya “wegah semrawung” atau tidak mau bersosialisasi bahkan seperti hidup sendiri tanpa memikirkan tetangga
Pagar tinggi ini seolah-olah ibarat pemisah antara rumah satu dengan yang lain yang justru tidak aman dan menjadikan kehidupan bersosial tidak terjalin
Alangkah baiknya jika walaupun pagar dibuat tetapi silaturahmi tetap terjalin erat. Jangan memiliki sifat anti sosial, karena kita manusia itu mahluk sosial yang pasti akan butuh orang lain
Begitu lah, artikel yang aku buat. Semoga menjadi bahan literasi yang dapat mengisi hari
Wasalamualaikum warohmatulohi wabarokatu
0 Response to "Arti Pepatah Jawa: Pager Mangkok Luwih Kuwat Tinimbang Pager Tembok"
Post a Comment