Dari Pencopet Hingga Jadi Ustadz, Inilah Sinopsis Novel “Dalam Mihrab Cinta” Karya Habiburrahman El Shirazy
Siang itu di pesantren Al-Furqon telah terjadi kasus pencurian yang dilakukan oleh seorang santri berambut gondrong. Sontak, akibat kejadian ini suasana pesantren pun geger.
Santri yang ketahuan mencuri itu kemudian dihajar oleh pengurus pesantren hingga babak belur. Walau sudah tertangkap basah membuka lemari santri dan mengambil uang didalam, si gondrong tetap tidak mengakui perbuatannya.
Santri gondrong bernama Syamsul Hadi itu kemudian di sidang didepan pengurus pesantren. Namun, Ia tidak juga mengakui perbuatannya walau ditanya langsung oleh Pak Kiai. Ia mengaku bahwa ia disuruh Burhan, teman sekaligus yang memiliki lemari tersebut untuk mengambil uangnya.
Setelah Burhan dipanggil ia mengaku tidak pernah menyuruh Syamsul untuk mengambil uangnya didalam lemari. Sidang pun diputuskan dengan menghukum Syamsul dengan digunduli dan dikeluarkan dari pondok pesantren.
Ternyata Burhan menjebak Syamsul karena ia tidak suka Syamsul dengan dengan Zizi santriwati yang dia suka.
Keluarga Syamsul sangat marah, apalagi kedua orang tuanya. Di pesantren ia di tolak, dirumah pun dia di tolak. Ia kemudian memutuskan untuk pergi dari rumah, ia minggat.
Di Semarang dia kesulitan mencari pekerjaan, dia kemudian menjadi penjahat beneran dengan melancarkan aksi nyopet di dalam bus. Naas dia ketahuan dan dihajar masa.
Dia kemudian di giring ke kantor polisi. Berita Syamsul mencopet telah sampai ke keluarga nya di Pekalongan. Ayah, ibu dan kakak-kakak nya semakin percaya bahwa Syamsul adalah penjahat. Namun tidak dengan adik kecilnya yang bernama Nadia.
Syamsul di tahan di Polsek Semarang Tugu, dalam penjara ia mendapat ilmu permalingan dari teman-teman satu sel nya. Teman satu sel nya mengajak dia untuk bergabung dalam komplotan nya, jika dia mau dia akan ikut di tebus oleh bos nya.
Syamsul ragu, dalam dirinya masih ada cita-cita ingin jadi mubaligh dan pengusaha muslim yang sukses. Ini semua gara-gara Burhan, kini hidupnya hancur. Ia berdoa agar dia segera bebas dari penjara tanpa ikut teman satu selnya.
Nasib baik, adiknya yang tidak percaya bahwa Syamsul itu adalah penjahat menjenguk nya dalam penjara. Syamsul pun menceritakan bagaimana dirinya hingga sampai masuk penjara. Dia juga meminta agar dirinya ditebus.
Adiknya akhirnya mau menebus Syamsul. Setelah bebas, dia nekat merantau ke Jakarta. Setalah di Jakarta dia bingung, dimana-mana masjid menolak dirinya untuk menjadi takmir.
Dia atas saran seorang ketua RT kemudian menyewa kamar kost di Parung Barat. Harga sewa kost nya rada membebani dirinya. Dia tak punya pekerjaan, akhirnya ia mencopet kembali.
Syamsul kini menjadi pencopet. Suatu ketika ia menggeledah hasil copetan nya, Syamsul kaget melihat sebuah foto dimana ada Burhan yang berfoto dengan gadis korban copetan nya. Gadis yang dia copet bernama Silvie.
Syamsul heran, bukan nya Burhan telah bertunangan dengan gadis asal Tulung Agung. Untuk menyelidiki hal ini, Syamsul pun berangkat ke alamat gadis bernama Silvie tersebut.
Syamsul teringat perkataan teman satu sel nya dulu, jika ingin meninjau lokasi target maka jangan pernah mengatakan nya kepada siapapun. Akhirnya ia bertanya kepada satpam perumahan dengan bertanya rumah disebelahnya.
Bagai mendapat durian runtuh, ternyata rumah yang Syamsul sebut sedang membutuhkan guru ngaji untuk anaknya yang masih kecil. Syamsul pun nekat mengajukan diri menjadi guru ngaji.
Singkat cerita, Syamsul berhasil mendapat kepercayaan Pak Broto untuk mengajar si kecil Della. Kini Syamsul beniat untuk bertaubat karena telah mendapatkan pekerjaan yang halal. Dia ingin segera memiliki uang dan mengembalikan dompet-dompet yang pernah ia copet.
Beruntung nasib Syamsul, ternyata Silvie juga merupakan guru privat matematika Della. Mereka jadi sering berjumpa dan kenal satu sama lain nya.
Pada suatu ketika, Pak Heru berbincang-bincang dengan Syamsul. Dan perbincangan itu sampai pada nama Burhan yang akan menjadi suami Silvie.
Dengan tenang Syamsul pun memberi tahu bahwa ia kenal dengan Burhan. Ia memberi tahu bahwa Burhan telah bertunangan dengan wanita asal Tulung Agung.
Syamsul pun memberikan saran kepada Pak Heru agar langsung meninjau ke Tulungagung jika tidak percaya. Benar saja, Pak Heru berangkat ke Tulungagung.
Beberapa hari kemudian, Pak Heru datang dan mengucap terimakasih kepada Syamsul. Ia pun menceritakan bahwa benar apa yang dikatakan Syamsul. Ia juga menambahkan jika Burhan telah dipenjara karena terbukti mencuri dan melukai pengurus pesantren.
Syamsul pun kaget, ia kemudian menelfon pengurus pesantren dan menanyakan detail masalah ini. Ia menelfon dengan nama samaran kepada pengurus pesantren. Pengurus pesantren itupun memberikan keterangan bahwa benar jika Burhan telah dipenjara.
Syamsul pun bertanya tentang seseorang yang dulu pernah di keluarkan karena masalah yang sama kepada pengurus pesantren itu. Dan pengurus pesantren merasa bersalah karena salah menuduh.
Kini hatinya lega karena kini telah terbukti siapa yang salah dan siapa yang benar. Ia juga bahagia karena keluarga nya telah tau bahwa ia bukan penjahat.
Hari demi hari berlalu, keluarga Burhan datang kerumah Silvie. Dan sontak saja keluarga Pak Heru yang telah tau semuanya membatalkan rencana pertunangan Silvie dan Burhan. Keluarga Burhan Pulang dengan rasa malu.
Di sisi lain karir Syamsul sebagai seorang ustadz kian sukses, ia ditawari menjadi pengisi program acara dakwah di salah satu stasiun televisi. Keluarga nya di Pekalongan sangat bangga karena anaknya kini telah menjadi orang.
Singkat cerita Syamsul dan Silvie pun menikah, namun tak berapa lama Silvie meninggal dunia karena kecelakaan. Syamsul amat sedih atas kepergian Silvie.
Dan pada akhirnya kesedihan nya reda ketika Zizi, Wanita yang pernah dekat dengan dirinya terus mendampingi Syamsul. Zizi dan Syamsul kemudian menikah.
0 Response to "Dari Pencopet Hingga Jadi Ustadz, Inilah Sinopsis Novel “Dalam Mihrab Cinta” Karya Habiburrahman El Shirazy"
Post a Comment