Kehidupan Beragama Di Kerajaan Cirebon
Di ambil dari sebuah kitab bernama kitab Tjarita Purwaka Nagari karya Wangsakerta mengatakan bahwa proses islamisasi di tanah Cirebon dilakukan oleh Pangeran Cakrabuana dan diteruskan oleh Sunan Gunung Jati. Kedua tokoh sejarah ini bertindak sebagai penyebar agama Islam di wilayah Cirebon dan sekitarnya.
Kehidupan Beragama Di Kerajaan Cirebon
Perkembangan islam di Cirebon tidak lepas dari peran Syarif Hidayatullah atau yang dikenal dengan Sunan Gunung Jati bersama dengan Haji Abdullah Imam atau Pangeran Cakrabuana atau Walangsungsang, mereka berdua menyebarkan indahnya Islam di Cirebon.
Pada tahun 1430 pangeran Cakrabuana mendirikan pemerintahan di Cirebon dan juga mendirikan Keraton dengan nama Pakungwati. Hal ini tak lepas dari keputusan Prabu Siliwangi yang lebih memilih Pangeran Surawisesa sebagai penerus nya dari pada Pangeran Walangsungsang. Kenapa hal ini bisa terjadi? Masalah nya ialah Pangeran Cakrabuana ialah pemeluk Islam, kita tahu bahwa Islam pada zaman tersebut dianggap aib.
Setelah memimpin beberapa tahun, posisi Pangeran Cakrabuana sebagai raja di serahkan kepada menantu sekaligus keponakan nya yakni Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Pergantian raja ini terjadi pada tahun 1479. Pangeran Cakrabuana meninggal pada tahun 1529 dan dimakan kan di Gunung Sembung.
Pada abad ke 14 Cirebon telah mengenal Islam, salah satu bukti perkembangan Islam di Cirebon adalah bangunan masjid agung cipta rasa di sebelah alun-alun keraton Pakungwati yang dibangun pada masa pemerintahan Syarif Hidayatullah. Pada tahun 1528-1530 pengaruh Islam semakin meluas hingga Kuningan, Talaga, Galuh dan sekitarnya.
Sunan Gunung Jati wafat pada tahun 1568 dan dimakan kan di Gunung Sembung. Meskipun ia telah meninggal namun penyebaran agama Islam terus di galakan hingga pemerintah an Panembahan Ratu.
0 Response to "Kehidupan Beragama Di Kerajaan Cirebon"
Post a Comment